Hai Pekanbaru!! Kali ini Admin mau membahas masalah yang lagi hot topic dahulu hingga kini. Yap, sesuai judulnya pasti sobat PM udah pada tahu apa itu Tugu Zapin. Tugu yang dibangun di pertigaan Jalan Jendral Sudirman dan Jalan Gajahmada ini dibangun 28 Desember 2011 lalu. Tugu “kontroversial” ini menghabiskan dana sekitar Rp 4,497 M. Awalnya masyarakat Riau khususnya Pekanbaru bersikeras untuk menolak pembangunan Tugu Zapin tersebut, namun apa daya mau tak mau tetap saja pembangunan ini dilaksanakan juga. Lokasi tugu ini dahulunya yaitu Tugu Pesawat Terbang yang juga sudah cukup lama dibangun bertahun-tahun lalu, sebagai lambang perlawanan masyarakat Riau atas penjajahan dari luar. Tetapi kini, pesawat itu telah terbang meninggalkan tempat ini dan mendarat di depan Gedung Juang 45 Pekanbaru yang dapat dilihat sebagai ikon gedung tersebut.
Foto : riauterkini.com
Tugu Zapin ini memiliki ketinggian 7 meter yang dibuat dari bahan perak dan tembaga. Filosofi dari tugu ini yaitu mencerminkan Bujang dan Dara penari Zapin yang khas akan budaya Melayu. Namun sebenarnya, tugu ini bukanlah bernama Tugu Zapin, melainkan Tugu Titik Nol. Tugu unik ini dimaksudkan untuk memulai hitungan jarak antara Pekanbaru dengan daerah lain di sekitarnya. Seperti jarak Pekanbaru ke Bangkinang, Pekanbaru ke Taluk, dan lain-lain, yang hitungannya dimulai dari Tugu Zapain tersebut.
Foto : mobile.griyawisata.com
Tugu ini dirancang oleh seorang seniman Bali, yaitu I Nyoman Nuarta. Entah apa yang mengimajinasikannya di dalam patung ini, tetapi cobalah kita lihat bersama. Di patung sang Dara ini terlihat jelas kemolekan pantat yang sungguh erotis untuk dipertontonkan secara umum yang seolah-olah sang patung Dara ini memperlihatkan aksi pornografi. Wakil DPRD Pekanbaru tak kepalang saat melihat langsung Tugu Zapin ini, "Ini sudah pornografi dan melecehkan budaya melayu. Patung perempuannya harus diperbaiki. Di depan pakai songket, di belakang kok tampak belahan pantatnya," ungkap Wakil DPRD itu.
Foto : riaupos.co
Sangat disayangkan, dalam hasanah budaya Melayu ornamen berupa patung manusia sangatlah tidak dianjurkan, karena itu bisa dimaksudkan sebagai berhala dalam budaya melayu yang kental dengan ajaran Islam. Biasanya ornamen melayu itu sering dilambangkan atau bisa dilambangkan dengan Keris dan objek-objek lainnya selain dari manusia.
Foto : riauterkini.com
Di Tugu ini dapat kita lihat juga gerak-gerik dari sang Bujang dan Dara yang sedang menari Zapin. Tapi sekali lagi sangat disayangkan, patung ini terlihat mencerminkan tangan sang Bujang yang hendak menampar kearah sang Dara, dan sang Dara pun seakan-akan hendak menangkis tamparan dari sang Bujang tersebut. Sebenarnya masih banyak gerakan-gerakan yang lebih bagus yang mencerminkan keindahan dalam tarian Zapin kita ini.
Maaf, kalau Admin memberikan ulasan yang mungkin agak melenceng, tapi sekali lagi ini adalah pemahaman kebanyakan masyarakat Riau khususnya Pekanbaru yang melihat langsung Tugu Zapin ini. Tari Zapin memang ciri khas dari budaya Melayu, tapi bukan dengan cara membuat ini kita mentradisikannya. Semoga saja Tugu ini bisa lebih baik lagi untuk kedepannya dan mungkin saja akan ada niat untuk dirombak kembali.